Senin, 20 Desember 2010

Katanya Suara Rakyat, Rakyat Berpendapat Malah Tutup Telinga


Suara rakyat merupakan salah satu program acara di TV One yang meayangkan pendapat-pendapat orang-orang penting dalam format layaknya forum. Hari ini (20 Desember 2010) Suara Rakyat membahas tentang persepakbolaan tanah air. Karni Ilyas sebagai moderator acara ini dan sejumlah petinggi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menghadirinya, diantaranya terdapat ketua PSSI, Nurdin Halid. Di forum ini, permasalahan tentang naturalisasi pemain asing yang bergabung dalam squad merah putih sangat ramai dibicarakan. Selain itu, persoalan yang berkaitan dengan kinerja PSSI menjadi sorotan utama dan mendapatkan perhatian yang lebih dari para audience.
Yang menarik dalam acara ini adalah moderator (baca : Karni Ilyas) selaku pengtur jalannya diskusi justru ikut-ikutan nimbrung dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar PSSI yang ditujukan pada Nurdin Halid selaku ketua PSSI yang lebih tahu ikhwal apa saja yang terjadi di dalam tubuh PSSI. Dan yang lebih memalukan lagi (baca : red), moderator ini justru menggurui seorang audience yang sedang berpendapat hingga audience meminta dihargai pendapatnya untuk berbicara. Sungguh perbuatan yang tidak terpuji. Katanya Suara Rakyat, Rakyat Berpendapat Malah Tutup Telinga. Jaya Indonesiaku!

Sabtu, 18 Desember 2010

"Pray For Indonesia" jangan cuma wacana

Oktober 2010. Merapi sepertinya sedang  tidak ramah dengan penduduk yang hidup di sekitar lereng merapi. Muntahan lahar dan wedhus gembel merapi beberapa saat lalu telah membabat habis alam di sekitarnya menewaskan ratusan jiwa manusia.
Merapi yang bagi penduduk di sekitar merupakan teman kini mengancam jiwa. Ratusan ribu orang diungsikan menjauh dari merapi. Mereka tidak hanya kehilangan keluarga tetapi juga terancam kehilangan mata pencaharian. Kehidupan yang dulunya mereka jalani dengan tentram kini hanya menjadi angan. Kini, para korban merapi harus hidup berdampingan dengan korban yang lain harus mau berbagi segala yang ada dengan segala keterbatasannya. Mau tidak mau mereka harus menerima keadaan ini dengan segala konsekuensi ketika mereka tinggal di lereng merapi yang merupakan salah satu gunung teraktif di dunia.
Akan tetapi, disaat kondisi yang demikian ini, rasa saling memiliki kembali muncul. Pemerintah pun tidak kalah cepat dengan menyatakan bahwa ini adalah bencana nasional. Rakyat Indonesia dengan segera melakukan upaya yang keras dalam membantu saudara setanah air yang sedang dilanda bencana. Rasa empati muncul dan dibarengi tindakan nyata dan tanggap dari seluruh lapisan masyarakat. Berbagai macam bantuan datang tidak hanya dari instansi pemerintah atau swasta tetapi juga dari perseorangan. Bantuan tidak henti-hentinya disaat keadaan merapi yang bertambah buruk. Inilah yang dinamakan kekuatan magis disaat keadaan yang mendesak, semua bahu membahu mengatasi keterpurukan ini.
Semua bantuan datang dari semua kalangan. Tua-muda, kaya-miskin, pribadi-golongan, dan berbagai kalangan lain ikut serta dalam memberikan bantuan. Mereka memberikan bantuan dengan bentuk dan cara mereka masing masing. Semua adalah demi kepentingan untuk membantu saudara kita. Apapun bentuknya, sumbangan itu tetap bermakna. Dengan adanya slogan “Pray for Indonesia” yang sering berdengung di berbagai meda massa semakin membuktikan bahwa seluruh bangsa Indonesia turut berempati terhadap berbagai bencana yang menimpa bangsa Indonesia.
Ini bukan saatnya untuk berpasrah dan menyesali nasib. Ini adalah saatnya untuk berjuang menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan. Mungkin dengan adanya berbagai bencana alam yang menimpa Indonesia, dapat dijadikan momentum untuk mempererat rasa persaudaraan kita. Slogan  “Pray for Indonesia” yang selalu kita koarkan jangan hanya dijadikan sebagai wacana. Ini adalah rasa tanggung jawab kita sebagai bangsa yang utuh dan satu. Berdoalah untuk Indonesia karena Indonesia memerlukan dukungan dari seluruh masyarakat agar bisa menghadapi segala cobaan yang tiada habisnya.